Tips : Agar Sayur Santan Tidak Mudah Basi

1 komentar

Sayur bersantan akan cepat basi jika tidak dipanaskan.
Jika tidak sempat memanaskan hingga esok hari, masih ada cara mensiasatinya.
Sayuran yang ada dimangkuk sayur atau di dalam panci dituangi dengan sedikit air dingin.
Biarkan dan jangan diaduk-aduk lagi.
Esok paginya, segera panaskan sayur tersebut seperti biasa, Insya Allah sayur tersebut masih tetap enak di konsumsi. Selamat mencoba !


Sumber : Majalah Paras

Pisang Ambon Putihkan Wajah

2 komentar

Kulit wajah yang bersih dan segar dambaan setiap wanita.Untuk mendapatkan kulit bersih dan putih, ada cara mudah dan murah.
Ambil satu buah pisang ambon matang yang sudah terlihat lembek, haluskan.
Beri satu sendok teh madu, lalu aduk rata.
Oleskan adonan pada seluruh wajah, diamkan 15 menit, cuci bersih dengan air hangat, lalu kembali basuh dengan air dingin.
Kompres wajah dengan air dingin/es selama 10 menit.
Lakukan secara rutin, dua kali seminggu.


Bakso Satu Milyar Rupiah - Slamet Triyanto

4 komentar

Tak ada aroma anyir bakso atau bawang goreng dirumah megah yang belum sepenuhnya rampung itu. Diantara bau cat dan politur, semerbak parfum agak menyengat mengiringi seorang pria berkulit gelap keluar dari kamar tidur yang besar. Tatanan rambutnya rapi, begitu pula kumisnya. Baju lengan panjang warna abu-abu dipadu celana panjang sewarna membalut tubuhnya yang gempal.
Perilakunya tampak amat santun. Setelah menyalami tamunya, diapun mengenakan sepatu kulit hitam mengkilat yang telah disiapkan dibawah sofa. Sebuah lampu robyong kristal berukuran besar tergantung diruang tamu. Dirumah mewah yang seluruh lantainya dari marmer itu, penampilan Slamet Triyanto (41) lebih menyerupai seorang eksekutif sukses di Jakarta.
"Rumah ini hasil jerih payah sayamikul selama di Jakarta," ungkap Slamet. Dengan rendah hati dia mengakui, nilai uang yang dia tanamkan dalam pembangunan rumahnya di Desa Brubuh itu, disamping rumahnya yang lain di Desa Pucung, mencapai sekitar Rp. 1 milyar.
Rumah tersebut berada di tepi jalan raya Wonogiri- Ngadirojo Jawa Tengah, seluas 1.000 meter persegi dan baru dalam tahap penyelesaian. Pagarnya tembok tinggi dengan halaman luas dan taman dibagian depan dilengkapi kandang ayam hutan sebagai simbol priayi mapan. Bangunannya nampak megah, dengan atap tinggi bergenteng beton, sedang bagian terasnya disangga tiang-tiang bulat berlapis logam stainless. Rumah ini tampak seperti istana mewah di tengah lingkungan lahan tegalan yang miskin di kanan kirinya dan rumah penduduk sekitar yang rata-rata berdinding papan.
Simbol-simbol kemewahan hidup di Jakarta bisa kita temukan dirumah Slamet. Misalnya, kolam renang dibelakang rumah serta peralatan fitness. Seperti para eksekutif lain, dia melengkapi diri dengan telpon genggam dan telepon tanpa kabel di rumah.
Di garasi yang luas tersedia tujuh mobil berkelas untuk melayani penghuni rumah, termasuk untuk masing-masing anaknya, yaitu Nuryanti (18), Hartanto (15) dan Iana Susanti (12). Untuk Slamet, ada mobil pribadi merek BMW tahun mutakhir seharga Rp.140 juta. Nomor polisinya pun spesial B 4 MI, yang bisa dibaca "BAMI" yang mengingatkan akan profesinya sebagai pedagang bakso-mie.

Kiat Pengawasan


Dia kini praktis tak lagi mengelola usaha baksonya. Dua restoran baksonya di Jakarta sejak empat tahun terakhir dia percayakan sepenuhnya kepada anak buahnya. Restoran bakso "Titoti", mengambil suku terakhir nama ketiga anaknya, miliknya, satu berlokasi di Kompleks Pokala, Jl Pasar Minggu dan yang kedua di belakang kompleks RCTI, Kebon Jeruk.
Terhadap kedua usahanya itu dia cukup mengawasi dari jarak jauh. Katanya "sebulan sekali saya ke Jakarta. Itupun bila dibuuhkan".
Dia mempercayakan sepenuhnya kepada dua anak buahnya, Samuji dan Gumbreg, sejak pembelian bahan mentah, mengolah dan memasoknya ke kedua restoran dengan kendaraan mobil dari tempat pondokan di Kotabambu. Begitupun seluruh pemasukan yang didapat setiap harinya, termasuk pengawasan 42 karyawan, seluruhnya asal Wonogiri, dan penggajian mereka.

Omzet kedua restorannya ribuan mangkuk bakso setiap hari. Setelah dipotong pengeluaran untuk modal kerja antara Rp.6,5 - 7 juta per hari, sisanya digunakan untuk menggaji karyawan, bonus, serta pengeluaran lain.
"Ibaratnya saya dipensiun oleh anak-anak. mereka bilang, "sudahlah, bapak tinggal saja dirumah, biar kami yang menjalankan usaha."Ya saya manut saja,"tuturnya.

Apakah tak terbersit rasa curiga, atau suatu saat kepercayaannya disalahgunakan? "Tidak,"tandas Slamet. Menurutnya, dua orang yang dia beri kepercayaan telah benar-benar teruji. "Saya percayakan segalanya kepada Allah. Allah yang memberi semua rezeki ini, dan Allah pula yang akan mengambil," kata Slamet sederhana. Dengan polos dia mengatakan keyakinannya, "Bila seseorang tak pernah menipu, dia juga tak akan ditipu orang lain."
Tak berarti Slamet sepenuhnya melepas pengelolaan kedua usaha restorannya di Jakarta kepada ke 42 karyawannya. Dia juga menerapkan sistem pengawasan yang khas. Setiap kali ke Jakarta kepada karyawannya dia pamit pulang ke Solo. namun selang beberapa menit dia diam-diam kembali ke restorannya. Dengan menyamar sebagai penumpang taxi, dia mengawasi gerak-gerik para karyawannya. Lalu dia terbang ke Solo.
Sesampai di Wonogiri, Slamet segera menelepon ke Jakarta dan menegur satu demi satu karyawan yang dia nilai lalai dalam bekerja. Karyawan yang ditegur pun dibuat bingung, dan menganggap juragannya punya "ilmu terawang". Dengan sistem pengawasan tradisional semacam itu terbukti para karyawannya, setia, disiplin dan bekerja sepenuh hati.

Rahasia Rasa

Nama Slamet tergolong lebih "yunior" dibidang perbaksoan, selain dua nama asal Wonogiri yang lebih dulu sukses yaitu Warman dan Widyanto (Bakso Lapangan Tembak Senayan). Padahal dia cuma mengandalkan dua restoran bakso "Titoti"nya di Jakarta itu.
Slamet agaknya salah seorang yang mendapat rezeki dalam konteks "misteri selera". Dia sendiri tak bisa menjelaskan dimana letak keistimewaan baksonya. Rahasianya? "Saya rasa biasa-biasa saja. Tak ada yang dirahasiakan,"ujarnya bersungguh-sungguh.
Satu-satunya "rahasia" dalam resep memasak bakso agar terasa enak, menurut Slamet, "asal banyak daging sapinya tentu akan enak," Takarannya, 10 Kg daging sapi dan 0,5 kg tepung sagu. Tak ada campuran lain. Slamet wanti-wanti agar jangan menggunakan bahan boraks sebagai bahan pengenyal, seperti yang pernah diributkan di Jakarta. Kedua restorannya di Jakarta rata-rata menghabiskan 2 kuintal daging sapi sehari. Disamping itu, restoran Slamet membutuhkan 80 kg ikan tenggiri per hari untuk bahan pembuatan siomay. Restorannya memang juga menjual siomay, yang katanya, "lebih enak daripada buatan Sunda,"serta mie ayam, es teler dan kacang mete.
Hal lain yang ditekankan Slamet adalah kebersihan dalam seluruh segi, kerapian dan keramahan dalam pelayanan. Itulah yang dia tekankan, bahkan sejak dia berdagang sendiri dengan mikul angkring atau gerobak dorong dan terus dia pegang sewaktu usahanya mulai berkembang di tahun 1980-an.
Waktu itu, dia mula-mula berjualan di kompleks pertokoan Duta Merlin.Setelah pusat pertokoan didekat Harmoni itu digusur, atas kebaikan hati seorang pegawai pajak,dia pindah ke depan kantor Pajak di Jalan Kemakmuran. Tergusur dari kantor Pajak, dia menggelar warung bertenda di Jl Kalibata, dan bertahan selam empat tahun disana.

Nasib Baik


SlametTriyanto niscaya tak bisa dijadikan tolok ukur bagi mayoritas penjual bakso dinegeri ini, bahkan mungki didunia, yang bisa mewujudkan impiannya mengecap hidup yang mewah berlimpah. Kalau anda percaya, ada faktor nasib baik melekat pada lelaki kelahiran Desa Pucung, Wonogiri, 28 Oktober 1956, yang pendidikannya tak tamat sekolah dasar (SD) ini.
Perjalanan hidupnya cukup panjang, dan tentu disana tersimpan perjuangan yang pahit-getir,kegigihan, keuletan disamping sifat hemat,tekun,jujur dsb. Itu dimulai pada 1971. Setelah beberapa lama mengikuti naluri agrarisnya, mencangkul disawah ayahnya, yang sempit, Slamet memutuskan mau mengadu nasib ke Jakarta. Mula-mula dia mengikuti Sarjono, kakak iparnya yang jualan bakso. Oleh Sarjono dia diberi  modal satu angkring bakso berikut dagangannya. Slamet menjajakan baksonya hanya disekitar Kampung Kotabambu. Berkat keuletannya, dua tahun kemudian, angkringnya berganti menjadi gerobak dorong yang lebih ringan.
Slamet menganggap bahwa nasib baik yang singgah padanya adalah berkat belas kasih beberapa orang. Dia mencatat nama Haji Zaksman,penduduk Kampung Kotabambu, Tomang asli, yang pertama kali memberinya pondokan gratis. Juga satpam Duta Merlin, pegawai pajak di Kantor Pajak dan warga masyarakat di Kalibata yang memberi kesempatan berdagang.



Sumber buku : Dari Pikulan ke Restoran
 By : Ardus M.Sawega

Jadikan musibah sebagai ladang ibadah

1 komentar

Musibah adalah salah satu mekanisme yang dibuat Allah swt untuk hambaNya masuk surga. Jadi, tak semata berarti negatif, musibah dan ujian juga merupakan cara Allah swt untuk menjadikan manusia itu tahan banting, senantiasa berjuang dan bersabar.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 142 :
"Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar."

Adakah yang tahu kapan musibah itu datang? Tentu tidak ada. Tak ada yang tahu. Namun ketika dia datang, sebagai muslim kita haruslah menghadapinya dengan cara Islam. Ada banyak orang yang di KTP-nya Islam, tapi ketika musibah melanda, dia menghadapinya dengan cara bukan Islam. Cara Islam itulah cara ibadah, yakni menjadikan musibah yang terjadi sebagai ladang untuk kita beribadah.

Saat melihat orang lain ditimpa musibah, apa sikap kita? Secara manusiawi,pasti kita tersentuh dan berkehendak membantu. Bantuan yang kita berikan, sekecil apapun itu, punya nilai yang berharga, apalagi didasari niat bersedekah itu untuk ibadah. Allah swt yang Maha Melihat dan Mendengar, tahu apa yang kita sedekahkan. Kalau tak bisa materi, kita juga bisa membantu dengan non materi, seperti bantuan fisik ataukah do'a. Jika ini dilakukan, berarti kita telah menjadikan musibah sebagai ladang tempat kita beribadah.

Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 97 :
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik..."
Juga dalam surat al-Ankabut ayat 2, Allah berfirman :
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman",sedang mereka tidak diuji lagi?"

Menghadapi musibah, ada baiknya juga kita melihat mereka yang lebih sengsara. Misalnya kita baru saja kehilangan uang, maka lihatlah, ada orang yang tidak makan. Kalau kita baru saja luka di kaki, maka lihatlah ada orang yang tak punya kaki. Begitu seterusnya "kita melihat ke bawah", masih banyak yang lebih nestapa dari bencana, musibah dan ujian yang menimpa. Artinya, separah-parahnya kita dapat musibah, selalu saja ada yang lebih parah. Tidak percaya? Dapat kita beri contoh, seseorang matanya minus, maka yang bawahnya adalah orang yang tidak bisa melihat. Kalau tidak bisa melihat itu ujian, ada lagi yang tidak bisa melihat, mendengar dan berbicara. Masa? Adakah? Iya, helen Keller orangnya. Ia tidak bisa ketiga hal itu. tapi walau punya kekurangan, Helen Keller dapat menulsi buku yang  bisa ia sumbangkan pemikirannya untuk perbaikan dunia. Ia pernah menulis "kalau satu pintu kebahagiaan tertutup maka pintu lainnya terbuka. Tapi seringnya kita terlalu lama melihat pintu yang tertutup itu dan tidak melihat pintu yang terbuka untuk kita".

Ada suatu cerita, seorang dokter di Bangka Belitung (Fripayama Muniah), suaminya cedera berat dikepala karena kecelakaan, masuk ICU sekitar seminggu dan disarankan untuk dirujuk ke bedah saraf di Jakarta. tetapi ybs membawanya ke bedah saraf di Palembang. Ia menulis sebagai berikut :  Kalau kondisinya tetap jelek, kemungkinan ia akan dioperasi di kepala. Semua upaya pengobatan saya coba.Sehari sebelum berangkat ke Palembang, saya ngobrol sama teman dekat saya. satu hal yang belum terpikir oleh saya adalah sedekah. kebetulan saat itu ibu penjaga asrama tempat saya menginap di rumah sakit, tiba-tiba masuk dirumah sakit namun tidak punya biaya. Akhirnya, saya sedekah sejumlah uang atas nama suami saya untuk perawatan di RSUD (awalnya dirawat dirumah sakit swasta). Besoknya, setiba di Palembang, scan ulang dan konsultasi ke bedah saraf, kondisi suami saya jauh membaik dari beberapa jam sebelum kami berangkat ke Palembang."I thought there was a miracle".

Sikap yang diambil oleh dokter tersebut dengan bersedekah itu sebuah contoh dari menjalani musibah dengan cara-cara ibdah. Bersedekah, seperti yang sudah kita ketahui, banyak sekali manfaatnya. Termasuk "miracle" (keajaiban) yang dialami beliau terkait pengobatan suaminya. Sebuah pesan dapat kita ambil disini : jadikan sebuah musibah dengan perspektif ibadah, seperti bersedekah. Hadapi dengan sabar, dengan tawakkal, dengan istirja', dan berusaha untuk segera bangkit setelah musibah itu selesai.
Pekerjaan yang sempat terputus ketika musibah itu datang, segeralah lakukan lagi.Jangan berhenti.
Di Yunani, kalau ada orang yang ditimpa keresahan, suntuk dan penyakit psikologis lainnya, maka bijak lestarinya memaksa mereka untuk bekerja di ladang dan kebun. Dan hasilnya, hanya beberapa waktu kemudian, yang terkena musibah itu kembali sehat dan mendapatkan ketenangan.

Mari jadikan musibah menjadi ladang ibadah.



 Sumber : Jadikan Musibah sebagai ladang ibadah
By : Yanuardi Syukur M.Si

Musik bagi jantung

1 komentar

Seperti jiwa, jantung anda juga perlu hiburan supaya bisa bekerja lebih baik. Salah satu cara menghibur jantung adalah dengan menyetel musik. Begitulah hasil penelitian terbaru yang dimuat pada journal heart. Pada penelitian tersebut, para ilmuwan memonitor pernapasan, tekanan darah, indeks jantung serta alat-alat pernapasan, pada 24 pria dan wanita muda yang sehat. Sebagian adalah musikus terlatih, sebagian lagi tak punya kahlian apapun dibidang musik.
Pemonitoran dilakukan sebelum dan ketika mereka mendengarkan musik. Musik yang diperdengarkan bervariasi antara musik klasik yang bertempo lambat dan cepat dengan kompleksitas berbeda, serta musik rap. Ilmuwan juga memonitor sukarelawan saat 2 menit jeda musik.
Hasilnya diketahui kalau keadaan kalem dipengaruhi oleh ritme yang lamban. Dan yang menarik, jeda singkat selama 2 menit menyebabkan kondisi relaksasi lebih besar dibanding ketika responden mulai mendengarkan musik.
Efek ini terlihat lebih nyata lagi pada mereka yang memiliki kemampuan bermusik, mungkin karena mereka telah belajar untuk mensinkronisasikan napas dengan segmen musikal. Napas para musisi lebih cepat ketika mendengar tempo yang cepat dan lebih memiliki batas napas lebih lambat dibandingkan yang bukan musisi. Tak peduli apapun jenis musik yang mereka senangi.
kesimpulannya, pemilihan musik yang tepat, alternatif ritme cepat dan lebih lambat, serta diselingi jeda dapat digunakan untuk relaksasi dan karena itu akan sangat berguna bagi penyembuhan penyakit jantung dan stroke.



Info : Majalah FIT

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
IP
 
  • Mrican Fried Chicken © 2012 | Designed by Mrican Fried Chicken, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes