Jadikan musibah sebagai ladang ibadah

Musibah adalah salah satu mekanisme yang dibuat Allah swt untuk hambaNya masuk surga. Jadi, tak semata berarti negatif, musibah dan ujian juga merupakan cara Allah swt untuk menjadikan manusia itu tahan banting, senantiasa berjuang dan bersabar.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 142 :
"Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar."

Adakah yang tahu kapan musibah itu datang? Tentu tidak ada. Tak ada yang tahu. Namun ketika dia datang, sebagai muslim kita haruslah menghadapinya dengan cara Islam. Ada banyak orang yang di KTP-nya Islam, tapi ketika musibah melanda, dia menghadapinya dengan cara bukan Islam. Cara Islam itulah cara ibadah, yakni menjadikan musibah yang terjadi sebagai ladang untuk kita beribadah.

Saat melihat orang lain ditimpa musibah, apa sikap kita? Secara manusiawi,pasti kita tersentuh dan berkehendak membantu. Bantuan yang kita berikan, sekecil apapun itu, punya nilai yang berharga, apalagi didasari niat bersedekah itu untuk ibadah. Allah swt yang Maha Melihat dan Mendengar, tahu apa yang kita sedekahkan. Kalau tak bisa materi, kita juga bisa membantu dengan non materi, seperti bantuan fisik ataukah do'a. Jika ini dilakukan, berarti kita telah menjadikan musibah sebagai ladang tempat kita beribadah.

Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 97 :
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik..."
Juga dalam surat al-Ankabut ayat 2, Allah berfirman :
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman",sedang mereka tidak diuji lagi?"

Menghadapi musibah, ada baiknya juga kita melihat mereka yang lebih sengsara. Misalnya kita baru saja kehilangan uang, maka lihatlah, ada orang yang tidak makan. Kalau kita baru saja luka di kaki, maka lihatlah ada orang yang tak punya kaki. Begitu seterusnya "kita melihat ke bawah", masih banyak yang lebih nestapa dari bencana, musibah dan ujian yang menimpa. Artinya, separah-parahnya kita dapat musibah, selalu saja ada yang lebih parah. Tidak percaya? Dapat kita beri contoh, seseorang matanya minus, maka yang bawahnya adalah orang yang tidak bisa melihat. Kalau tidak bisa melihat itu ujian, ada lagi yang tidak bisa melihat, mendengar dan berbicara. Masa? Adakah? Iya, helen Keller orangnya. Ia tidak bisa ketiga hal itu. tapi walau punya kekurangan, Helen Keller dapat menulsi buku yang  bisa ia sumbangkan pemikirannya untuk perbaikan dunia. Ia pernah menulis "kalau satu pintu kebahagiaan tertutup maka pintu lainnya terbuka. Tapi seringnya kita terlalu lama melihat pintu yang tertutup itu dan tidak melihat pintu yang terbuka untuk kita".

Ada suatu cerita, seorang dokter di Bangka Belitung (Fripayama Muniah), suaminya cedera berat dikepala karena kecelakaan, masuk ICU sekitar seminggu dan disarankan untuk dirujuk ke bedah saraf di Jakarta. tetapi ybs membawanya ke bedah saraf di Palembang. Ia menulis sebagai berikut :  Kalau kondisinya tetap jelek, kemungkinan ia akan dioperasi di kepala. Semua upaya pengobatan saya coba.Sehari sebelum berangkat ke Palembang, saya ngobrol sama teman dekat saya. satu hal yang belum terpikir oleh saya adalah sedekah. kebetulan saat itu ibu penjaga asrama tempat saya menginap di rumah sakit, tiba-tiba masuk dirumah sakit namun tidak punya biaya. Akhirnya, saya sedekah sejumlah uang atas nama suami saya untuk perawatan di RSUD (awalnya dirawat dirumah sakit swasta). Besoknya, setiba di Palembang, scan ulang dan konsultasi ke bedah saraf, kondisi suami saya jauh membaik dari beberapa jam sebelum kami berangkat ke Palembang."I thought there was a miracle".

Sikap yang diambil oleh dokter tersebut dengan bersedekah itu sebuah contoh dari menjalani musibah dengan cara-cara ibdah. Bersedekah, seperti yang sudah kita ketahui, banyak sekali manfaatnya. Termasuk "miracle" (keajaiban) yang dialami beliau terkait pengobatan suaminya. Sebuah pesan dapat kita ambil disini : jadikan sebuah musibah dengan perspektif ibadah, seperti bersedekah. Hadapi dengan sabar, dengan tawakkal, dengan istirja', dan berusaha untuk segera bangkit setelah musibah itu selesai.
Pekerjaan yang sempat terputus ketika musibah itu datang, segeralah lakukan lagi.Jangan berhenti.
Di Yunani, kalau ada orang yang ditimpa keresahan, suntuk dan penyakit psikologis lainnya, maka bijak lestarinya memaksa mereka untuk bekerja di ladang dan kebun. Dan hasilnya, hanya beberapa waktu kemudian, yang terkena musibah itu kembali sehat dan mendapatkan ketenangan.

Mari jadikan musibah menjadi ladang ibadah.



 Sumber : Jadikan Musibah sebagai ladang ibadah
By : Yanuardi Syukur M.Si

1 komentar:

  1. postingan yang bagus tentang Jadikan musibah sebagai ladang ibadah

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
IP
 
  • Mrican Fried Chicken © 2012 | Designed by Mrican Fried Chicken, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes