Bebas Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit keempat sebagai penyakit mematikan setelah kanker, jantung dan stroke.Kunci utama untuk menghindari penyakit ini adalah menjaga pola makan dan olah raga secara teratur.

A. Istilah Diabetes Melitus

Istilah diabetes melitus diperoleh dari bahasa latin yang berasal dari kata Yunani, yaitu diabetes yang berarti pancuran dan melitus yang berarti madu. Jika diterjemahkan, diabetes melitus adalah pancuran madu. Istilah pancuran madu berkaitan dengan kondisi penderita yang mengeluarkan sejumlah besar urin dengan kadar gula yang tinggi. Selanjutnya, di Indonesia dikenal dengan nama penyakit kencing manis/kencing gula karena urin (kencing) penderita sering dikerumuni semut karena tingginya kadar gula dalam urin.
Ditinjau dari segi ilmiah, diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolik glukosa (molekul gula paling sederhan yang merupakan hasil pemecahan karbohidrat) akibat defisiensi atau penurunan efektivitas insulin. Insulin merupakan hormon yang berperan dalam metabolisme glukosa dan disekresikan oleh sel B pada pankreas. Kurangnya sekresi insulin menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan melebihi batas normal jumlah glukosa yang seharusnya ada dalam darah. Kelebihan glukosa tersebut akan dibuang melalui urin (gejala penyakit diabetes melitus).
Tingginya kadar glukosa dapat merusak saraf, pembuluh darah dan arteri yang menuju ke jantung. Kondisi tersebut menyebabkan diabetes melitus dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit pembuluh darah perifer, serta penyakit komplikasi lain. Dalam kasus yang parah, diabetes melitus dapat menyebabkan kebutaan bahkan kematian. oleh karena itu, dibutuhkan penanganan serius dalam mengatasi penyakit ini.
Gangguan metabolik glukosa pada kasus diabetes melitus akan mempengaruhi metabolisme yang lain, seperti metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan air. Gangguan metabolisme tersebut akhirnya menimbulkan kerusakan seluler pada beberapa jaringan tubuh.

B. Proses terjadi

Tubuh mempunyai sistem yang dapat mengatur dan menyeimbangkan zat-zat yang mengalir di dalamnya. Demikian pula dengan glukosa, jumlah glukosa dalam tubuh biasanya sangat terkontrol. Manusia mendapatkan glukosa dari makanan yang manis, karbohidrat dan jenis makanan lain.
Glukosa dalam tubuh akan mengalami proses metabolisme agar dapat dimanfaatkan oleh sel-sel yang membutuhkan. Dalam proses pencernaan makanan, karbohidrat akan dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu glukosa agar mudah diserap tubuh. Glukosa diserap kedalam aliran darah dan bergerak dari aliran darah ke seluruh sel akan digunakan sebagai energi. Tingginya konsumsi karbohidrat menyebabkan konsentrasi glukosa dalam darah meningkat. Oleh karena itu, untuk menormalkan konsentrasi glukosa darah, glukosa diubah dalam 2 bentuk yaitu glikogen (disimpan dalam hati dan otot) dan lemak (disimpan dalam jaringan adiposa).
Jika sedang lapar (tidak ada asupan karbohidrat), konsentrasi glukosa darah akan turun. Dengan bantuan glukagon (hormon yang disekresi oleh sel pankreas), glikogen hati akan dipecah lagi menjadi glukosa dan dilepaskan kembali kedalam darah untuk menjaga konsentrasi glukosa darah tetap normal.
Metabolisme glukosa dapat berjalan secara normal melalui mekanisme timbal balik insulin-glukagon untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Produksi dan sekresi insulin dipacu oleh jumlah glukosa dalam darah. Jika jumlah glukosa telah mencapai kadar tertentu, insulin akan disekresikan dan membuka sel-sel dalam hati, otot dan lemak sehingga memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel-sel tersebut. Dengan demikian, glukosa tidak menumpuk dalam darah dan kadar glukosa darah tetap normal.
Insulin mengatur kesanggupan glukosa untuk masuk ke dalam sel-sel yang membutuhkannya dan membantu proses oksidasi glukosa menjadi energi yang digunakan untuk beraktivitas. Pada kasus defisiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel sehingga konsentrasi glukosa diluar sel dan dalam darah tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang diperlukan sel-sel. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akan dibuang melalui ginjal ke dalam urin sehingga terjadi glikosuria (glukosa dalam urin=kencing manis).
Peranan insulin adalah membantu mengubah glukosa menjadi energi bagi sel adalah dengan cara mentransfer glukosa darah ke dalam sel-sel yang membutuhkan. Glukosa dalam darah tidak dapat digunakan sebagai energi. Untuk dapat mengubah glukosa menjadi energi, glukosa harus ditransferterlebih dahulu ke dalam sel dan melalui proses oksidasi dal sel (respirasi), selain itu, insulin mengubah glukosa menjadi energi cadangan (glikogen dan lemak).
Jika glukosa darah belum dibutuhkan oleh sel-sel, kadar glukosa darah yang masih tinggi akan diubah menjadi glikogen (disimpan dalam hati dan otot) dan lemak (disimpan dalam jaringan diaposa) untuk menormalkan kadar glukosa darah.

C. Faktor Penyebab

Penyakit diabetes melitus dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1. Pola makan
    Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitu. Hal ini disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel B pankreas mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan secara berlebihan dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah memadai dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat dan menyebabkan diabetes melitus.

2. Obesitas
    Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes melitus dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk.

3. Faktor genetis
    Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes melitus orang tua. Biasanya, seseorang yang menderita diabetes melitus mempunyai anggota keluarga yang juga terkena. jika kedua orang tua menderita diabetes, insiden diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung pada umur berapa orangtua menderita diabetes. Risiko terbesar bagi anak-anak terserang diabetes terjadi jika salah saru atau kedua orang tua mengalami penyakit ini sebelum berumur 40 tahun. Riwayat keluarga pada kakek dan nenek kurang berpengaruh secara signifikan terhadap cucunya.

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
    Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon insulin.

5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
    Mikroorganisme  seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel B pada pankreas tidak bekerja optimal dalam mensekresi insulin. Beberapa penyakit tertentu, seperti kolesterol tinggi dan disiplidemia dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus.

D. Gejala

Gejala diabetes melitus dapat dirasakan secara fisik. Berikut gejala-gejalanya:

1. Merasa lemah dan berat badan menurun
2. Poliuria (banyak kencing)
3. Polidipsia (banyak minum)
4. Polifagia (banyak makan)
5. Jumlah glukosa besar
6. Lensa mata berubah
7. Luka sulit sembuh.

E. Jenis

Berdasarkan klasifikasi American Diabetes Association/World Health Organization (ADA/WHO), diabetes melitus diklasifikasikan menjadi 4 tipe berdasarkan penyebab dan proses penyakitnya :

1. Diabetes melitus tipe I (insulin dependent diabetesmelitus)
    Pada tipe I, sel pankreas yang menghasilkan insulin mengalami kerusakan. Akibatnya, sel-sel bpada pankreas tidak dapat mensekresi insulin atau jika dapat mensekresi insulin, hanya dalam jumlah kecil. Kerusakan pada sel-sel b disebabkan oelh peradangan pada pankreas yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau akibat endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis atau hemosiderosis). Akibat sel-sel B tidak dapat membentuk insulin maka penderita tipe I ini selalu tergantung pada insulin.
Tipe ini paling banyak menyerang orang muda dibawah umur 30 tahun. Namun kadang-kadang tipe ini juga dapat menyerang segala umur. Biasanya penderita tipe I tampak kurus. Gejala diabetes tipe I dapat berkembang secara cepat dalam waktu satu minggu atau beberapa bulan.Dari hasil penelitian, persentase penderita diabetes melitus tipe I sebesar 10-20 % sedangkan penderita diabetes melitus tipe II sebesar 80-90%.

2. Diabetes melitus tipe II (non insulin depend ent diabetes)

Pada tipe II, sel-sel B pankreas tidak rusak, walaupun mungkin hanya terdapat sedikit yang normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Biasanya, penderita tipe ini adalah orang dewasa gemuk diatas 40 tahun, tetapi kadang-kadang juga menyerang segala umur.
Tipe II merupakan kondisi yang diwariskan (diturunkan). Biasanya, penderita mempunyai anggota keluarga yang juga terkena. Sifat dari gen yang menyebabkan diabetes tipe ini belum diketahui. Sekitar 25 % penderita diabetes tipe II mempunyai riwayat penyakit keluarga dan hampir semua kembar identik yang menderita penyakit tipe II, pasangan kembarnya juga menderita penyakit yang sama.
Gejala diabetes tipe II lebih bertingkat dan tidak muncul selam bertahun-tahun setelah serangan penyakit. pengobatan kebanyakn dilakukan dengan pola makan khusus dan berolahraga.

3. Diabetes melitus saat kehamilan
    Diabetes melitus saat kehamilan merupakan istilah yang digunakan untuk wanita yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali normal sesudah hamil. Banyak wanita yang mengalami diabetes kehamilan kembali normalsaat postpartum (setelah kehamilan), tetapi pada beberapa wanita tidak demikian.
Seorang wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin untuk mempertahankan metabolisme karbohidrat yang normal. Jika tidak mampu menghasilkan lebih banyak insulin, wanita hamil dapat mengalami diabetes yang mengakibatkan perubahan pada metabolisme glukosa (karbohidrat) dan metabolisme zat lain. Kadar glukosa dalam darah wanita hamil berpengaruh pada kondisi janin dalam kandungannya. Hal ini disebabkan glukosa melintasi plasenta dengan mudah. Plasenta merupakan saluran yang mengalirkan zat-zat makanan dari ibu kepada janin melalui aliran darah.
Semakin berat diabetes, semakin besar penyakit komplikasi yang diderita ibu selama kehamilan. beratnya penyakit diukur dengan adanya komplikasi dan lamanya diabetes.
Berdasarkan beratnya komplikasi, ada 3 golongan penyakit diabetes :
- golongan I
  Diabetes yang didiagnosis selama kehamilan. Setelah melahirkan kondisi ibu kembali normal seperti semula
- golongan II
  Diabetes yang didiagnosis selama kehamilan dan menetap, setelah melahirkan masih menderita diabetes.
- golongan III
  Diabetes yang menetap dan menimbulkan penyakit komplikasi akibat diabetes.

4. Diabetes tipe spesifik lain
    Tipe ini disebabkan oleh berbagai kelainan genetik spesifik (kerusakan genetik sel B pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, obat-obatan, bahan kimia, infeksi dan lain-lain.

F. Diagnosis

Diagnosis (pemeriksaan) diabetes melitus dilakukan dengan beberapa tes:
1. Tes kadar glukosa darah
    Kadar glukosa darah yang diuji setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Jika kadar glukosa darah sama atau diatas 200 mg/dl, hal itu menunjukkan adanya diabetes melitus.
2. Tes glukosa darah puasa
   Tes ini memerlukan puasa 12 sampai 14 jam sebelum darah diambil untuk pemeriksaan. Puasa adalah keadaan tanpa suplai makanan (kalori) selama minimum 8 jam, tetapi tetap diperbolehkan minum air putih. Jadi bukan puasa makan dan minum seperti yang biasa dilakukan. Jika kadar glukosa darah puasa sama atau lebih dari 126 mg/dl maka dikategorikan diabetes melitus.
3. Pemeriksaan urin
    Pemeriksaan urin dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus, tetapi pemeriksaan urin tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya diabetes melitus. Pada pemeriksaan urin, urin akan dianalisis, mengandung glukosa (gula) atau tidak. Jika dalam urin ditemukan adanya glukosa, hal itu dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
4. Tes keton
    Keton ditemukan dalam urin jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa juga tinggi, dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
5. Pemeriksaan mata
    Dari hasil pemeriksaan, pada mata menampakkan adanya retina yang abnormal (tidak normal). Hal ini terjadi pada penderita diabetes melitus kronis akibat komplikasi penyakit deiabetes melitus.

Komplikasi akibat diabetes melitus


Berikut penyakit komplikasi yang disebabkan oleh diabetes melitus :
1. gangguan pada mata
    - lensa kabur
    - katarak
    - diabetic retinopathy
    - glaukoma
2. migren
3. diabetic nephropathy
    adalah kerusakan ginjal karena diabetes.
4. diabetic neuropathy
    adalah gangguan pada bagian saraf sensorik yang dapat menyebabkan sering kehilangan rasa nyeri. Jika ada luka atau tertusuk benda tajam, penderita diabetes tidak menyadarinya. Penderita juga sering merasa kesemutan dan kram betis. Jika bagian saraf yang terkena adalah saraf pusat, mulut dapat menjadi mencong, mata tertutup sebelah dan penglihatan menjadi ganda.
5. gangguan pada kaki
    penderita diabetes berisiko tinggi infeksi dan luka pada kaki. Luka kecil pada kaki dapat menyebabkan luka yang lebih besar, bahkan jika tidak dirawat dapat menimbulkan gangren (pembusukan akibat luka). Jika parah, bagian kaki yang terkena infeksi dapat diamputasi untuk menghindari tersebarnya gangren ke jaringan lain.
6. Kelainan pada bagian mulut
    lidah penderita diabetes melitus seringkali membesar dan terasa tebal yang menimbulkan rasa pengecapan sehingga kurang dapat merasakan lezatnya makanan. Selain itu, jaringan ikat pada lapisan bawah gigi mudah rusak sehingga gigi mudah goyah dan lepas.
7. Gangguan pendengaran
8. Gangguan kulit

Pencegahan Diabetes melitus


1. Pencegahan Primer
    Tujuannya untuk mencegah terjadinya diabetes melitus. Untuk itu faktor-faktor yang dapat menyebabkan diabetes melitus perlu diperhatikan, baik secara genetik maupun lingkungan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan primer
- pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan.
- olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri.
- usahakan berat badan dalam batas normal.
- hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes melitus (diabetagonik)

2. Pencegahan Sekunder
    Tujuannya adalah mencegah agar penyakit diabetes melitus yang sudah timbul tidak menimbulkan penyakit lain, menghilangkan gejala dan keluhan penyakit diabetes melitus. Pencegahan sekunder meliputi deteksi dini penderita diabetes melitus terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi terkena diabetes melitus. Bagi yang dcurigai terkena diabetes melitus perlu diteliti lebih lanjut untuk memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan sekunder:
- diet sehari-hari harus seimbang dan sehat
- menjaga berat badan dalam batas normal
- usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes melitus
- olahraga teratur sesuai dengan kemampuan fisik dan umur.

3. Pencegahan Tersier
    Tujuannya untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi penyakit yang sudah terjadi. Berikut pencegahan dimaksud :
- mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata
- mencegah gagal ginjal kronik jika menyerang pembuluh darah ginjal
- mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak
- mencegah terjadinya gangren jika terjadi luka.
Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap bagian organ tubuh yang rentan terhadap komplikasi dan kecacatan.


 Diet Diabetes Melitus


1. Diet dan kebutuhan kalori

Diet untuk penderita diabetes diformulasikan sedemikian rupa, bertujuan untuk menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh menggunakannya. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencankan diet bagi penderita diabetes melitus :
- Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik
- Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya (gula murni tidak diperbolehkan)
- Makanan cukup protein, mineral dan vitamin
- Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan. Makanan selingan pukul 10.00 dan pukul 21.00 diambil dari porsi makanan pagi dan sore.

Terapi diet yang diberikan kepada penderita diabetes terbagi 3 tipe :
1. Diet rendah kalori
    Untuk menurunkan berat badan penderita diabetes yang gemuk (obesitas) yang kemudian diikuti dengan diet untuk mempertahankan berat badan agar tidak naik lagi.
2. Diet bebas gula
    Untuk penderita yang lanjut usia dan tidak tergantung insulin. tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula. Mengonsumsi makanan sumber karbohidrat sebagai bagian dari keseluruhan hidangan secara teratur
3. Sistem penukar
    Sistem penukar memungkinkan terjadinya variasi makanan sehingga penderita tidak merasa bosan, tetapi tetap dalam jumlah kalori yang telah ditentukan. Misalnya nasi ditukar degnan roti, kentang atau lainnya. Tipe ini memang lebih rumit dari tipe diet yang lain, tetapi mempunyai kelebihan yaitu lebih fleksibel dan bervariasi daripada diet tipe bebas gula.

Makanan yang perlu dihindari

Berikut ini makanan yang perlu dihindari oleh penderita diabetes melitus
- gula murni seperti terdapat pada gula pasir, gula jawa dan sirup
- madu, selai, manisan, jeli, permen, coklat, tarcis, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim
- kentang, mengandung indeks glikemik tinggi sehingga mudah menaikkan kadar gula darah
- biskuit, kue-kue, roti manis, dodol, makanan yang digoreng dan berlemak
- susu fullcream yang dikonsumsi secara berlebihan
- snack yang mengandung gula dan pemanis buatan yang tinggi kalori
- puding, sari buah dan buah-buahan yang dikalengkan dalam larutan sirup
- abon, dendeng, sarden
- mentega dan lemak hewani dan minyak jenuh.

Makanan yang perlu dikonsumsi

Berikut makanan yang perlu dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus
- sayur-sayuran (buncis, wortel, taoge, sawi, bayam)
- buah-buahan (apel, jeruk, mangga dan buah-buahan lain) yang kaya serat
- roti yang terbuat dari gandum. gandum mengandung kulit ari yang kaya akan serat
- sumber protein nabati (tempe, tahu, kedelai dll) mengandung protein dan serat. Sumber protein hewani seperti ikan dan telur
- sumber lemak (kacang-kacangan) baik untuk dikonsumsi. sumber lemak hewani seperti daging sapi, kambing, ayam

Formula alami untuk diabetes melitus

Selain obat-obatan kimiawi, diabetes melitus dapat diatasi dengan obat alami dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat. Saat mengolaj tanaman yang akan dijadikan obat jangan menggunakan panci yang terbuat dari bahan logam seperti besi, aluminium maupun kuningan. panci berbahan logam tersebut mempunyai kandungan zat besi triklorida (FeCl3) dan potassium ferrisianida yang dikhawatirkan akan bereaksi dengan kandungan tanin dan flavon yang ada pada sebagian tanaman sehingga menimbulkan endapan pada air rebusan. Endapan tersebut akan menimbulkan racun sehingga menurunkan efektivitas tanaman obat dalam mengobati penyakit.

Berikut beberapa formula tanaman obat untuk diabetes melitus :
1. Formula 1
    - Bahan : ceplukan 30 g
                   daun salam 15 lembar
    - Cara   : rebus semua bahan dengan 600 cc air sehingga tersisa 300 cc
                   minum air rebusan 2 x sehari. setiap kali minum sebanyak 150 cc

2. Formula 2
    - Bahan : daun tapak dara  15 g
                   adas                     5 g
                   pulasari                5 g
    - Cara   : rebus semua bahan dengan 400 cc air sehingga tersisa 200 cc
                   saring dan minum air rebusan selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.

3. Formula 3
    - Bahan : sambiloto           30 g
    - Cara   : rebus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc. setelah dingin saring dan minum 2x sehari setelah makan masing2 150 cc

4. Formula 4
    - Bahan : daging daun lidah buaya  100 g
                   biji lamtoro (dijadikan bubuk) 1 sdt
    - Cara   : potong kecil2 daun lidah buaya yang telah dikupas kulitnya
                   rebus dengan 300 cc air sampai menjadi 150 cc
                   gunakan air rebusan untuk menyeduh bubuk biji lamtoro.lakukan 2x sehari.
       Catatan : lamtoro bersifat panas sehingga pemakaian seara terus menerus dapat mengakibatkan kerontokan rambut. lakukan pemakaiannya diselingi resep yang lain.

5. Formula 5
    - Bahan : biji avokad   1 butir
    - Cara   : potong biji avokad kecil-kecil
                   sangrai biji avokad hingga kering
                   rebus dengan 600 cc air sampai airnya menjadi coklat
                   saring air rebusan dan minum setelah dingin

6. Formula 6
    - Bahan : bubuk biji mahoni 1/2 sdt
    - Cara   : tumbuk halus biji mahoni
                   ambil 1/2 sdt dan seduh dengan 100 cc air panas
                   sajikan saat hangat dan minum 30 menit sebelum makan. lakukan 2-3 x sehari

7. Formula 7
    - Bahan : daun kumis kucing  30 g
                   sambiloto               15 g
                   batang brotowali      1 jari
    - Cara  : cuci semua bahan dan rebus dengan 600 cc air sampai menjadi 300 cc
                  saring dan minum 2 x sehari setelah makan, setiap kali minum sebanyak 150 cc

8. Formula 8
    - Bahan : buah pare             200 g
    - Cara   : cuci dan iris buah pare kemudian rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc.
                   saring dan minum setelah dingin.
      atau     : blender buah pare dengan air secukupnya. saring dan panaskan airnya dengan api kecil hingga mendidih. minum setelah dingin.lakukan setiap hari.

9. Formula 9
    - Bahan : biji buah jamblang  secukupnya
    - Cara   : tumbuk halus biji buah jamblang/duwet yang kering
                  ambil 1 sdm dan seduh dengan 150 cc air panas. minum selagi hangat lakukan 3 x sehari

10.Formula 10
    - Bahan : buah mengkudu matang  2-3 buah
    - Cara   : cuci dan jus buah mengkudu/pace
                   lakukan 2-3 x sehari setelah makan secara teratur.
                   kukus daun yang muda dan makan sebagai lalap.


Sumber buku : Bebas diabetes melitus ala Hembing

By : Prof.H.M. Hembing Wijayakusuma

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
IP
 
  • Mrican Fried Chicken © 2012 | Designed by Mrican Fried Chicken, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes